Malam lilin, 11 mei 2012 telah membuat renungan tersendiri bagi hati yang ingin merasakan kebersamaan dengan keluhan yang luar biasa, sahabat odapus maupun yang mengenal odapus itu bagaimana…terasa saling menguatkan karena yang kau rasakan seperti yang kurasakan dan sebagian yang kau rasakan belum aku rasakan yang akan menjadi bekalku ketika aku merasakannya kelak, menjeritlah hati yang telah lelah dengan keadaanmu, mencoba bangkit dengan keadaan dan menjadi survivor bagi dirinya sendiri dan motivator bagi orang lain di sekelilingnya. Berawal dari kesiapan diri menerima anugerah tak terkira, seperti yang dikatakan Alm. Dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH…"Saya sendiri belum bisa disebut sebagai survivor kanker. Diagnosa kanker paru stadium 4 baru ditegakkan lima bulan yang lalu," kata Endang seperti dikutip dari sambutannya dalam buku "Berdamai dengan Kanker". Kata sambutan ini ditulis dr Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH pada 13 April 2011. Dalam buku itu, Endang pun mengakui, saat menulis kata sambutan, dia tengah berjuang untuk mengusir kanker dari tubuhnya. "Tetapi saya tidak bertanya, "Why me?". Saya menganggap ini adalah salah satu anugerah dari Allah SWT," ujarnya. "Sudah begitu banyak anugerah yang saya terima dalam hidup ini. Hidup di negara yang indah, tidak dalam peperangan, diberi keluarga besar yang pandai-pandai, dengan sosial ekonomi lumayan, dianugerahi suami yang sangat sabar dan baik hati, dengan dua putera dan satu puteri yang alhamdulillah sehat, cerdas dan berbakti kepada orang tua." Endang pun mengakui hidupnya penuh dengan kebahagiaan. "So... Why not? Mengapa tidak, Tuhan menganugerahi saya kanker paru? Tuhan pasti mempunyai rencana-Nya, yang belum saya ketahui, tetapi saya merasa SIAP untuk menjalankannya. Insya Allah. Setidaknya saya menjalani sendiri penderitaan yang dialami pasien kanker, sehingga bisa memperjuangkan program pengendalian kanker dengan lebih baik."
Dikumpulkan dalam satu event yang saya sendiri tidak merasakan bagaimana antibodi odapus telah menggerogoti sistem tubuhnya sendiri. Berdecak kagum melihat mereka masih bisa berkarya dengan kemampuan mereka. Mereka tidak rapuh tapi mereka bangkit, menjadikan lupus sebagai sahabat yang selalu ada dalam dirinya bernyanyi, mendaki gunung dan lain-lain yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Mereka adalah kupu-kupu cantik yang terus terbang menyibakkan warna indahnya dengan keindahan tingkahnya dan segala prestasi yang dapat mereka raih. malam lilinmenjadi moent yang terlupakan; belajar untuk mensyukuri, belajar untuk berjuang di tengah keterbatasan, belajar untuk tidak mengeluh, belajar ikhlas, dan kebersmaan, "KAMU TIDAK SENDIRI, RAINBOW AFTER THE RAIN"